
17 Kabupaten dan Kota Terdampak Banjir dan Longsor
- Total 444.551 Kepala Keluarga atau 1.682.603 jiwa terdampak. Sebanyak 307 orang meninggal dunia, 94 luka berat, 1.890 luka ringan dan 165 orang hilang
Medan Insight
MEDAN - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara merilis laporan terbaru penanganan bencana banjir, banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sebagian wilayah Sumut pada Kamis (4/12/2025), pukul 17.00 WIB. Laporan mencatat bencana memengaruhi 17 kabupaten dan kota dari total 33 daerah di Sumut.
Total 444.551 Kepala Keluarga atau 1.682.603 jiwa terdampak. Sebanyak 307 orang meninggal dunia, 94 luka berat, 1.890 luka ringan dan 165 orang hilang. Selain itu, 36.994 warga masih di pengungsian.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut HM Faisal Hasrimy yang turun langsung meninjau posko kesehatan memastikan seluruh layanan kesehatan bergerak optimal.
“Dari posko terpadu ini, kita bisa orkestrasi seluruh bantuan, terutama kesehatan, termasuk untuk daerah-daerah yang masih terisolir,” katanya, Jumat (5/12/2025).
- Dua Dekade ICM Ramaikan Dunia Properti, Semarakkan Kebersamaan di Gathering Komunitas 2025
- Laku Keras! iPhone Pocket, Tas Rajut 3D Apple dengan Harga Fantastis
- Ungkap Deretan Para Pemain Besar dan Peta Lengkap Penguasaan Sawit Sumatra
Bencana juga merusak fasilitas kesehatan. Data Dinkes mencatat, 4 rumah sakit dan 1 Pustu mengalami kerusakan. Beberapa fasilitas yang tidak dapat beroperasi antara lain Sibolga: 1 Pustu tidak beroperasi. Langkat: RSUD Tanjungpura, RS Pertamina, Pangkalanbrandan. Medan: RSK Mata Pemprov Sumumut, RSU Sundari.
"Di RSK Mata, banjir sedada orang dewasa. Alkes di lantai dasar habis semua, termasuk obat-obatan,” katanya.

Tiga wilayah menjadi fokus utama penanganan, yakni Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Langkat. Beberapa titik sempat terisolir, namun kini akses mulai terbuka.
“Di Tapteng, Kecamatan Tuka baru terbuka di hari ketiga. Tuka atas masih terputus, jadi kita koordinasikan dengan TNI AU untuk dropping logistik kesehatan,” ucap Faisal.
Di Tapteng ada 25 Puskesmas, 17 di antaranya kembali beroperasi meski masih dipenuhi lumpur sisa banjir. Tenaga kesehatan tetap bertugas secara bergilir, layanan juga dibuka di posko pengungsian.
ISPA, diare dan demam
Dinas kesehatan mengirim tim dan menyalurkan bantuan obat-obatan dasar, susu, makanan tambahan untuk bayi dan ibu hamil serta vitamin. Menteri kesehatan meminta daerah smenginventarisasi seluruh kerusakan fasilitas kesehatan untuk mendapat dukungan perbaikan.
“Di Tapteng, kami menurunkan 10 orang dokter dan perawat,” kata Faisal.
Bantuan tenaga kesehatan juga datang dari IDI, IDAI, PPDS USU dan tenaga medis dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Faisal menyampaikan arahan gubernur Sumut kepada seluruh nakes agar memberi pelayanan terbaik.
“Pastikan masyarakat terlayani dengan baik. Layani dengan senyum, walaupun nakes lelah. Ini konsekuensi sebagai abdi masyarakat,” tegasnya.
