Kasubbag TU BP3MI Sumut Rudolf Simanjuntak menerima audiensi calon pengurus SMSI Kota Medan
Medan Insight

BP3MI Dukung Kehadiran SMSI Kota Medan

  • "Pada intinya sesuai slogan kami bahwa BP3MI melindungi PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sesuai pembukaan UUD 45, semua warga negara harus dilindungi dan diayomi sehingga ketika bermasalah, ilegal pun harus dilindungi"
Medan Insight
Dinda Marley

Dinda Marley

Author

MEDAN - Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Wilayah Sumatera Utara menyambut positif kolaborasi dan kerja sama dengan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Medan. Pekerja Indonesia khususnya di Sumut, mesti diedukasi untuk peningkatan sumber daya manusia agar mampu bersaing kerja di luar negeri.

Kepala BP3MI Sumut Harold Hamonangan mengakui peran media siber atau online di era digitalisasi saat ini, memiliki pengaruh besar dalam memberi informasi kepada masyarakat hingga pelosok negeri.

"Sekarang ini, semua informasi maupun berita dapat kita peroleh lewat smartphone, di mana pun dan kapan pun gampang diakses. Kami menyambut baik kehadiran pengurus SMSI Kota Medan periode 2024-2027," kata Harold melalui Kasubbag Tata Usaha Rudolf Simanjuntak didampingi Nanda Evaulina Manurung saat menerima audiensi calon pengurus SMSI Kota Medan di kantor BP3MI Sumut, Jumat (4/10/2024).

Calon pengurus SMSI Medan yang hadir adalah Ketua Irwan Sahat Manalu, Sekretaris Pran Hasibuan, Bendahara Zulfahmi dan anggota Amsari.

Diinformasikan, sejak Mei 2024, Kerajaan Malaysia membatasi pekerja migran dari Indonesia untuk mencari nafkah di negerinya. Alasannya, banyak pabrik dan perusahaan bangkrut sehingga memutus hubungan kerja dengan jumlah signifikan.

"Sangat berdampak ssama kita. Di tengah kondisi sulitnya lapangan pekerjaan di negeri sendiri, Malaysia justru menutup kran pekerja Indonesia masuk ke negaranya. Perusahaan maupun pabrik-pabrik di sana banyak yang tutup, dampak pandemi dan kondisi perekonomian global," ujar Rudolf.

Lazimnya, seribuan pekerja asal Indonesia lewat BP3MI dikirim ke negeri jiran, namun kini jumlahnya turun signifikan dampak pembatasan tersebut. September kemarin, BP3MI Sumut hanya mengirim 52 pekerja ke Malaysia. Untuk tujuan lain seperti Jepang, hanya dibuka setahun sekali lewat Forum G2G dan sangat terbatas. 

"Harapannya tujuan ke Korea dan Kanada dapat diakses pekerja kita, namun terkendala skil bahasa warga kita," kata Rudolf seraya menyebut selama ini pihaknya sudah menjalin kemitraan dengan media massa dalam membantu program kerja.

Pihaknya pun berharap lewat kerja sama dengan SMSI Medan nanti, dapat memberi warna berupa pencerahan dan motivasi kepada pekerja Indonesia khususnya di Sumut untuk meningkatkan kualitas SDM seperti halnya kemampuan berbahasa selain bahasa Inggris.

"Kita kalah dengan India sekarang ini. Mereka lebih kompeten berbahasa Kanada dan Korea sehingga gampang diterima bekerja. Harapannya lewat kolaborasi dengan teman-teman SMSI mampu menggerakkan dan memotivasi para pekerja kita agar dapat bersaing kerja di luar negeri," katanya.

Rudolf juga menyampaikan, secara tugas pokok dan fungsi BP3MI lebih banyak mengurusi pekerja migran ilegal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka utamanya kerap bermasalah di imigrasi lalu dideportasi lantaran tak mendapat izin yang disyaratkan.

"Pada intinya sesuai slogan kami bahwa BP3MI melindungi PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sesuai pembukaan UUD 45, semua warga negara harus dilindungi dan diayomi sehingga ketika bermasalah, ilegal pun harus dilindungi," pungkasnya.

Irwan Manalu menyampaikan tujuan audiensi untuk mengenalkan calon pengurus. Pihaknya siap berkolaborasi mendukung program kerja BP3MI.

"Kami sekaligus menyampaikan pelantikan pengurus SMSI Kota Medan periode 2024-2027 pada 12 Oktober. Kami ingin mengundang kepala BP3MI Sumut untuk hadir nanti," ujarnya.