
Dinkes Medan Ajak Masyarakat Putuskan Penularan Hepatitis
- "Hepatitis bukan hanya persoalan medis, tapi juga sosial. Masih banyak stigma dan ketidaktahuan yang menyebabkan keterlambatan diagnosis. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan menggalakkan gerakan Atasi..."
Medan Insight
MEDAN - Memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang dirangkai dengan hari ulang tahun Rumah Sakit Umum Pemerintah Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan, bersama Dinas Kesehatan Kota Medan menggelar edukatif dan promotif di UPT Puskesmas Polonia.
Mengusung semangat kolaborasi lintas sektor untuk memutus mata rantai penularan hepatitis. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Irliyan Saputra diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Pocut Fatimah Fitri mengapresiasi dukungan RSUP HAM.
“Hari ini menjadi momen penting memperkuat komitmen bersama dalam mengeliminasi hepatitis B dan C di 2030. Tema nasional adalah ‘Bergerak Bersama, Putuskan Penularan Hepatitis’, selaras dengan tema global ‘Let’s Break It Down’,” ujarnya, Senin (28/7/2025).
ia mengingatkan bahwa hepatitis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat. Berdasarkan data WHO, sekitar 254 juta orang di dunia hidup dengan hepatitis B kronik dan 50 juta dengan hepatitis C kronik. Di Indonesia, survei kesehatan 2023 mencatat 6,7 juta kasus hepatitis B dan 2,5 juta hepatitis C.
- Kumora Cookies Tumbuh Bersama Rumah BUMN, dari Mimpi Mahasiswa Jadi Realita
- PPATK Bakal Blokir Rekening Dorman, Ini yang Perlu Anda Lakukan Sekarang
- Ciri-Ciri Rekening Nganggur yang Harus Anda Tahu Sebelum Diblokir
Pocut menyebut Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Prevalensi hepatitis B menurun dari 7,1 persen di 2013 menjadi 2,4 persen pada 2023. Imunisasi bayi dan skrining ibu hamil terus ditingkatkan. Lebih dari 93 persen bayi dari ibu dengan hepatitis menerima imunisasi lengkap dalam 24 jam pertama kelahiran.

“Hepatitis bukan hanya persoalan medis, tapi juga sosial. Masih banyak stigma dan ketidaktahuan yang menyebabkan keterlambatan diagnosis. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan menggalakkan gerakan "Atasi" yaitu atasi ketidaktahuan dengan edukasi. Atasi keterlambatan diagnosis dengan skrining. Atasi akses terbatas dengan layanan gratis dan atasi stigma dengan empati dan solidaritas,” ungkapnya.
Ia mengajak semua pihak, termasuk tenaga kesehatan, Puskesmas dan masyarakat bersama-sama mendorong pencegahan, imunisasi, skrining dini dan pengobatan hepatitis.
“Kami harap apa yang disampaikan para narasumber dapat diimplementasikan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas. Ini adalah gerakan kita bersama menuju Indonesia bebas hepatitis,” pungkasnya.
Kepala Instalasi Promosi dan Pemasaran RSUP HAM Medan Misrah Panjaitan berharap seluruh tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), khususnya Puskesmas, melakukan skrining dini dan rujukan yang tepat terhadap hepatitis.

"Kami sangat berharap, para tenaga kesehatan di FKTP menjadi garda terdepan mendeteksi dan menangani kasus hepatitis. Skrining yang tepat waktu serta rujukan yang sesuai membantu menekan angka penularan dan komplikasi penyakit," ucapnya.
Acara juga diisi edukasi kesehatan, penyuluhan ahli dari RSUP HAM dan Fakultas Kedokteran USU, layanan cek kesehatan gratis dan skrining hepatitis bagi masyarakat.
Dua narasumber utama dari kalangan pakar penyakit dalam yaitu: Masrul Lubis dan Taufik Sungkar. Dokter spesialis gastroentero-hepatologi tersebut, memberi materi seputar skrining hepatitis, penatalaksanaan terkini, strategi eliminasi menuju Indonesia bebas hepatitis pada 2030.