Baliview

Kota Medan Rawan Gempa

  • “Pembangunan kontruksi dan infrastruktur di Kota Medan harus mempertimbangkan risiko yang disebabkan aktivitas seismik. Perlu didukung dengan informasi karakteristik bawah permukaan yang didapat melalui survei,”

Baliview
Fatimah Siregar

Fatimah Siregar

Author

MEDAN - Pemerintah Kota Medan berterima kasih kepada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah I Medan yang baru saja menyelesaikan survei mikrozonasi di Kota Medan. Hasil survei menyatakan wilayah Kota Medan rentan terjadi terhadap bencana, maka harus segera diambil langkah-langkah antisipasi.

Kepala Pusat Seismologi Tekhnik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Bambang Setyo Prayitno menyerahkan langsung hasil survei Mikrozonasi Parameter VS30, Indeks Kerentanan Seismik dan Kedalaman Engineering Bedrock di Kota Medan kepada Asisten Adiministrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Medan Renward Parapat di Balai Kota Medan.

Renward mengatakan, survei mikrozonasi adalah upaya memetakan kerentanan tanah di Kota Medan. Sangat diperlukan dan membantu dalam perencanaan pembangunan infrastuktur kota supaya lebih tahan terhadap kerusakan akibat bencana alam seperti guncangan gempa. Hasil survei menjadi saran, pedoman dan rujukan Pemkot Medan untuk membangun infrastruktur yang tahan bencana alam dan berbasis mitigasi.

"Selain mengurangi kerugian materil, juga meminimalisir korban jiwa,” kata Renward dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/11/2020).

Bambang menuturkan, mikrozonasi adalah kontribusi BMKG sebagai upaya mitigasi di Kota Medan karena menjadi salah satu kota di Indonesia yang berada di sekitar jalur sesar aktif sehingga rentan terjadi bencana. Selain Kota Medan, survei juga dilakukan di Kota Serang dan Surabaya.

“Pembangunan kontruksi dan infrastruktur di Kota Medan harus mempertimbangkan risiko yang disebabkan aktivitas seismik. Oleh sebab itu, perlu didukung dengan informasi karakteristik bawah permukaan yang didapat melalui survei,” ungkapnya.

Ada pun pengukuran parameter kerentanan seismik yang dilakukan BMKG, sambung Bambang, terdiri dari kerentanan mikrozonasi yang meliputi pengukuran Mikrotremor Array, Multichannel Analysis Surface Wave (MASW) dan periode dominan tanah.

“Kami berharap Pemkot Medan dalam penyusunan tata ruang dan peraturan berdasarkan hasil survei. Selain itu, juga memudahkan merumuskan kebijakan, penyiapan, penanganan dan manajemen bencana gempa bumi,” ucap Bambang sambil menyerahkan hasil survei serta peta klasifikasi jenis tanah berdasarkan VS30 Kota Medan 2020.