Budaya

Kunjungi Taman Wisata Kera Sibaganding, Ini Kata Wagub Musa

  • "Banyak kera turun ke jalan mencari makanan. Ada yang mati tertabrak. Kita kasihan, tapi tak bisa berbuat apa-apa karena tidak punya biaya untuk makanan mereka. Terkadang saya sama mamak ngumpuli pisang atau roti-roti dari pajak untuk makan mereka"

Budaya
Fatimah Siregar

Fatimah Siregar

Author

MEDAN – Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah mengunjungi Taman Wisata Kera Sibaganding di Kabupaten Simalungun. Selain untuk melihat potensi wisata daerah ini, dia juga ingin melihat langsung kondisi objek wisata yang sudah jarang dikunjungi. Saat memasuki lokasi, Musa kagum melihat aneka kera ada di hutan yang berstatus kawasan lindung ini.

Biasanya, menurut Musa, Siamang liar di alam bebas dan resisten dengan manusia. Saat pemilik taman Abdurrahman Manik meniupkan tanduk kerbau yang khas dan unik, sekitar 20 menit menunggu, Siamang datang bersama beberapa ekor beruk. Musa berharap taman dikembangkan lagi untuk menarik banyak pengunjung.

"Akan ada bantuan untuk logistik pangan dan infrastruktur. Kita lihat peran Pemprov Sumut dan Kementerian Kehutanan nanti," kata Musa, Kamis (20/8/2020).

Dia juga mengapresiasi Abdurrahman Manik, anak dari Almarhum Umar Manik yang membuka kawasan pertama kali.

"Luar biasa Pak Abdurrahman, sangat serius mengelola dan memelihara kera-kera di kawasan Geopark Kaldera Toba ini. Wisatawan bisa singgah sebentar sebelum ke Parapat," ucap Musa.

Abdurrahman mengatakan, sekitar sepuluh tahun lalu, taman wisata kera setiap bulan ramai dikunjungi. Hal ini yang menarik perhatian Pemkab Simalungun untuk ikut serta mengelola. Namun seiring berjalannya waktu, kawasan mulai terabaikan dan kurang mendapat perawatan. Salah satu penyebabnya karena semakin minimnya pengunjung. Imbasnya, kera-kera yang selama ini dimanjakan dengan makanan yang diberikan pengunjung kehilangan sumber makanannya.

"Kita lihat sekarang, banyak kera turun ke jalan mencari makanan. Ada yang mati tertabrak. Kita kasihan, tapi tak bisa berbuat apa-apa karena tidak punya biaya untuk makanan mereka. Terkadang saya sama mamak ngumpuli pisang atau roti-roti dari pajak untuk makan mereka," kata Abdurahman.

Dia menggantikan peran ayahnya saat Umar Manik mulai sakit-sakitan di 2011. Abdurahman mengaku serius mengelola, apalagi sejak Taman Wisata Kera
Sibaganding masuk kedalam Geo Area Porsea Geopark Kaldera Toba.

Abdurrahman sudah melekat betul dengan kawasan. Selesai meniup tanduk kerbau, satu per satu kera bermunculan. Ada yang datang dari pepohonan, ada juga dari jalanan semen yang kondisinya mulai berlumut. Tampak seekor bertubuh besar dan bertaring tajam memperhatikan sekelilingnya dengan tenang, tidak seperti kawanannya yang lebih agresif mendekati pengunjung yang memegang bungkusan kacang tanah.

Kepala Seksi Program dan Evaluasi Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli, Ali Imron mengatakan, kawasan wisata kera ini lebih dulu ada ketimbang wisata trekking, camping dan penangkaran gajah Aek Nauli. Menurutnya, kera-kera tidak boleh berada di tepi-tepi jalan lintas Sumatera. Dia berharap primata ini kembali ke hutan atau kawasan taman wisata.

"Harapannya, kera dan monyet di pinggir jalan itu kembali ke hutan," kata Imron.