Budaya

Mengenang Tamin Sukardi, Pemilik Taman Simalem Resort

  • Di era kepemimpinan Gubernur Sumut Marah Halim Harahap, Tamin membangun Medan Fair, kantor regional Indosat di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Pasar Peringgan. Lalu pada 1987, mulai mengembangkan pariwisata di Kabupaten Karo

Budaya
Fatimah Siregar

Fatimah Siregar

Author

MEDAN - Satu nasihat Tamin Sukardi yang paling diingat kelima anaknya adalah 'jangan pernah merendahkan seorang manusia dan menyusahkan orang lain'. Sepeninggal suami dari Lina Djohan ini, pesan itu terngiang-ngiang di telinga orang-orang yang mengenal dan menyayanginya.

Eddy Tanoto, anak bungsu Tamin mengatakan, ayahnya semasa hidup selalu memberi nasihat dan saran. Selain kepada putera-puterinya, manajemen dan staf perusahaan pun tak luput dari petuah. Eddy menyebut, ada tujuh poin penting yang selalu mereka ingat seperti jangan pernah merendahkan seorang manusia, apalagi sampai menyusahkannya. Semua hal sudah ditakdirkan, tidak usah memaksakan kehendak hanya untuk menang sendiri.

“Sebagai anak, kami akan menjalankan semua nasihat yang disampaikan Bapak. Mohon doanya, semoga kami mampu melaksanakannya,” kata Eddy, Rabu (4/11/2020).

Ucapan yang sama juga dia sampaikan di acara penghormatan terakhir kepada Almarhum Tamin Sukardi di Vihara Suwarnadwipa, Taman Simalem Resort, Kabupaten Karo pada Rabu pekan lalu. Eddy bilang, kepergian Tamin merupakan pukulan yang berat bagi mereka sekeluarga. Meski telah memberikan yang terbaik buat keluarga, istri, anak, cucu dan semua karyawan serta relasinya, Eddy masih belum bisa menerima kenyataan kalau ayahnya telah tiada.

“Beliau mengajarkan kita semua untuk hidup sederhana, dengan dipanggilnya Pak Tamin menunjukkan bahwa Tuhan sangat mengasihi Bapak kami. Sekarang, tinggallah kami sebagai keluarga yang akan melanjutkan nilai-nilai kebajikan yang telah teladankan kepada kami semasa hidupnya,” ungkapnya sendu.

Eddy mengatakan, atasnama keluarga besar Tamin Sukardi mengucapkan syukur dan terima kasih kepada orang-orang yang sudah meringankan langkah untuk hadir di acara penghormatan terakhir almarhum bapaknya.

Gagal jantung

Pengusaha dermawan Tamin Sukardi meninggal dunia di RS Royal Prima Medan pada Sabtu (24/10/2020) pagi karena gagal jantung. Dia sempat menjalani perawatan Covid-19. Sabtu petang, jenazah pria berusia 77 tersebut langsung dikremasi di Tanjungmorawa diiringi hujan lebat, seolah-olah alam ikut bersedih atas kepergian tokoh masyarakat ini.

Empat hari setelah meninggalnya Tamin, keluarga menggelar acara penghormatan terakhir untuk almarhum di Vihara Suwarnadwipa di Taman Simalem Resort. Diiringi isak tangis, ratusan masyarakat multi etnis dan agama datang memberikan penghormatan terakhir. Hadir juga Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Komandan Kodim 0205/TK Letkol Kav Eko Yuli Hardianto. Acara berlangsung khidmat di tengah hembusan angin yang sejuk dan penerapan protokol kesehatan.

Terkelin menyatakan kesedihannya telah kehilangan salah satu tokoh pembangunan yang selama ini cukup peduli dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Karo. Menurutnya, semasa hidup Tamin tidak pernah menyombongkan diri atas berbagai prestasi yang pernah diukirnya. Prestasi fenomenal yang menunjang kemajuan pariwisata di Karo adalah berdirinya Hotel Sibayak dan Taman Simalem Resort.

“Jasa-jasa almarhum bisa diingat sampai anak cucu kita,” katanya.

Namun, Fachruddin Rifai selaku kuasa hukum Tamin Sukardi menyayangkan diakhir hayatnya, Tamin menjadi korban konspirasi. Proses hukum terhadap almarhum dipaksakan oleh oknum-oknum penguasa.

“Seorang swasta seperti Tamin dapat dihukum sendiri melakukan korupsi aset yang sudah tidak dimiliki PTPN 2. Ini pertanyaan yang akan meninggalkan polemik hukum kepada generasi mendatang,” kata Fachruddin sembari menambahkan bahwa kasus tanah eks HGU merupakan hal yang sangat mudah diselesaikan apabila pemerintah mau bersandar kepada undang-undang dan peraturan pertanahan dan BUMN.

Pelopor pariwisata

Tamin Sukardi mengawali kiprahnya dalam pembangunan di negeri ini pada awal 1970. Di era kepemimpinan Gubernur Sumatera Utara Marah Halim Harahap, Tamin membangun Medan Fair, kantor regional Indosat di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Pasar Peringgan. Lalu pada 1987, mulai mengembangkan pariwisata di Kabupaten Karo dengan membangun resort bintang empat pertama di Sumatera Utara bernama Hotel Sibayak Internasional Berastagi.

Pembangunan hotel ini didasari pemikiran bahwa penting bagi satu destinasi pariwisata memiliki hotel yang berstandar internasional. Terbukti pada awal 1990-an, pariwisata Sumut khususnya Tanah Karo mencapai era keemasan lalu direspon oleh pengusaha-pengusaha pariwisata lainnya mengikuti jejak Tamin dengan membangun berbagai hotel berbintang lainnya di Berastagi.

Pada 1998, Tamin mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan yang membuatnya harus diopname selama dua minggu. Selama menjalani masa perawatan, saat membaca surat kabar, dia membaca iklan ada lahan dijual di daerah Danau Toba. Begitu keluar dari rumah sakit, Tamin langsung mengunjungi lahan yang disebut Gorat Ni Padang atau padang pengembalaan. Dia berjalan menggunakan tongkat hampir dua jam untuk mengelilingi lahan, kemudian memutuskan membeli. Sekarang, di atas lahan itu telah berdiri Taman Simalem Resort.

Kini, menjelma menjadi salah satu destinasi pariwisata yang berkembang hingga diminati banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Bahkan, Kementerian Pariwisata menganugerahkan penghargaan Pamong Wisata Berkelanjutan untuk Taman Simalem Resort pada 2018. Sebelumnya, resort yang berlokasi di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo ini menerima penghargaan pelestarian lingkungan dari Kementerian Pariwisata.