KPWBI Provinsi Sumut menyediakan uang kartal sebesar Rp5,4 triliun untuk masyarakat selama Nataru
Medan Insight

Nataru, BI Sumut Siapkan Uang Kartal Rp5,4 Triliun

  • Serunai 2024 menjadi momen Bank Indonesia mengajak masyarakat semakin Cinta, Bangga dan Paham Rupiah
Medan Insight
Fatimah Siregar

Fatimah Siregar

Author

MEDAN - Mendukung Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah (KPWBI) Provinsi Sumatra Utara menyediakan uang kartal sebesar Rp5,4 triliun untuk masyarakat selama Natal dan Tahun Baru atau Nataru. Layanan penukaran uang Rupiah, BI bekerja sama dengan perbankan dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengelolaan Uang Rupiah (PJPUR) untuk memastikan pemenuhan kebutuhan uang tunai.

Menyambut Nataru, BI Sumut menggelar Semarak Rupiah di Hari Natal Penuh Damai (Serunai) yang bertema “Bijak Gunakan Rupiah di Bulan Penuh Kasih".

Kepala KPWBI Sumut Wira I Gede Putu Wira mengatakan, untuk kegiatan Serunai, pihaknya melakukan perluasan layanan penukaran di seluruh kantor perwakilan termasuk KPWBI Sumut melalui kas keliling. Titik layanan prioritas adalah tempat ibadah dan institusi pendidikan. Khusus di Kota Medan, telah dilaksanakan pada 14-15 dan 18 Desember 2024.

"Pelaksanaan Serunai dipusatkan di HKBP Pabrik Tenun, HKBP Marendal, HKBP Simalingkar, HKBP Padangbulan dan HKBP Tanjungsari. KPWBI Sumut telah melaksanakan delapan kali kas keliling dengan rata-rata jumlah penukar 500 orang per lokasi," katanya, Jumat (20/12/2024).

Serunai 2024 menjadi momen Bank Indonesia mengajak masyarakat semakin Cinta, Bangga dan Paham Rupiah. Cinta Rupiah diwujudkan dengan selalu menyayangi Rupiah dengan mengenali keaslian uang dengan Dilihat, Diraba dan Diterawang (3D). Merawat Rupiah dengan tidak melipat, menyoret, meremas, jangan distapler dan membasahinya.

"Bangga Rupiah karena Rupiah tidak hanya alat pembayaran yang sah dalam kegiatan perekonomian nasional, juga simbol kedaulatan bangsa," ujar Wira.

Penggunaan uang Rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki peranan penting dalam menjaga kedaulatan negara. Sementara itu, Paham Rupiah ditunjukkan melalui perilaku bijak berbelanja sesuai kebutuhan, berbelanja produk dalam negeri untuk mendukung UMKM nasional, menabung dan berinvestasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Antisipasi kenaikan jumlah Uang layak Edar (ULE) yang disiapkan mempertimbangkan peningkatan mobilitas masyarakat selama periode Nataru. Kebutuhan pembayaran oleh pemerintah dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat," katanya lagi.