
Operasi Modifikasi Cuaca, BNPB Habiskan 16 Ton Bahan Semai
- OMC bertujuan mengurangi hujan dengan intensitas tinggi yang diperkirakan masih turun pada dasarian pertama Juli 2025
Nasional & Internasional
sumatrakini.com - Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasuki hari keempat pada Kamis (10/7/2025). Dalam kurun waktu tersebut, telah ditaburkan bahan semai sebanyak 16 ton melalui 18 sorti penerbangan. Bahan semai terdiri dari 12,4 ton Natrium Klorida (NaCl) dan 3,6 ton Kalsium Oksida (CaO).
Dua unit pesawat caravan dengan registrasi PK-DPI dan PK-SNL disiagakan di Lanud Halim Perdanakusuma. Bergantian menerbarkan bahan semai di atas langit pesisir utara dan selatan Jawa Barat dalam 24 jam secara berkala. Penaburan diprioritaskan di wilayah perairan utara Karawang, Bekasi, Indramayu, termasuk wilayah yang menjadi hulu sungai yang berhilir di daerah rawan bencana banjir Jabodetabek.
Secara teknis, dua pesawat berkapasitas maksimal satu ton menaburkan NaCl sebagai bahan kimia serupa garam yang membantu proses kondensasi awan dan memicu turunnya hujan. Penyemaian NaCl untuk mencegat awan-awan hujan yang akan masuk ke darat sehingga hujan bisa diturunkan ke wilayah laut. Sementara itu, Kalsium Klorida berfungsi meningkatkan curah hujan sehingga redistribusi curah hujan dapat dilakukan sesuai area sasaran.
- Tanaman Hias Jadi Aset Ekonomi, Klaster Usaha BRI Bawa Harapan Baru untuk Warga
- BRI Perkuat Inklusi Keuangan Nasional dengan Jangkauan 67 Ribu AgenBRILink
- RSU Haji Medan Raih Bintang Tiga dari BPJS Kesehatan
OMC merupakan upaya pemerintah dalam penanganan darurat cuaca ekstrem di musim kemarau basah yang melanda Jawa Barat dan Jakarta. Dilaksanakan BNPB dengan dukungan BMKG dan TNI Angkatan Udara. Modifikasi cuaca dilaksanakan pada 7-11 Juli. Langkah ini merupakan respons darurat pemerintah pascahujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah barat Jawa dan menyebabkan banjir di sejumlah lokasi pada Minggu (6/7/2025).
OMC bertujuan mengurangi hujan dengan intensitas tinggi yang diperkirakan masih akan turun pada dasarian pertama Juli 2025.
Jakarta terik
Empat hari dilaksanakan OMC, satuan tugas gabungan OMC Jabodetabek mencatat penurunan intensitas hujan yang signifikan antara 30-60 persen di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Bahkan dalam dua hari, cuaca Jakarta terik tanpa hujan.

Bersamaan dengan berkurangnya intensitas hujan, diharap penanggulangan banjir di wilayah hilir seperti pemompaan, pengeringan, penguatan tanggul pada daerah-daerah yang masih basah akibat banjir dapat optimal dilakukan supaya masyarakat bisa segera beraktivitas dengan normal. BNPB bersama satgas OMC lintas lembaga optimis mitigasi dapat dirasakan masyarakat.
Potensi cuaca ektrem dasarian kedua Juli
Berdasarkan pantauan prakiraan cuaca pada dua hari kebelakang, tren potensi hujan yang terjadi di wilayah Jawa bagian barat cenderung menurun. Meski begitu, pada 12 Juli mendatang, pantauan BMKG mencatat beberapa gelombang yang kembali aktif dan berpotensi berdampak signifikan di beberapa wilayah.
Potensi risiko cuaca ekstrem juga terpantau untuk wilayah Indonesia bagian timur. Terdapat peningkatan aktivitas gelombang atmosfer yang memicu curah hujan yang tinggi. BNPB dan BMKG akan melakukan evaluasi bersama pada akhir OMC untuk menentukan kebutuhan perpanjangan waktu.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana hidrometeorologi di musim kemarau basah ini. Ikuti perkembangan prakiraan cuaca secara berkala untuk mendapatkan informasi potensi risiko akibat hujan atau cuaca ekstrem lainnya.
Pemerintah daerah diharap memeriksa rutin infrastruktur mitigasi banjir seperti penguatan tanggul, pembersihan saluran drainase primer. Masyarakat dapat berpatisipasi dari lingkup terkecil dengan membersihkan saluran air, memeriksa kekuatan atap dan bangunan rumah, memangkas pepohonan yang rawan tumbang, serta menyusun rencana evakuasi bersama keluarga.