
Sumut Alami Peningkatan Signifikan Kasus DBD
- Kabupaten Karo menjadi wilayah dengan jumlah kasus kumulatif tertinggi yakni 923 kasus, disusul Kota Medan dengan 679 kasus, Deliserdang 591 kasus, Simalungun 421 kasus dan Langkat 325 kasus
Medan Insight
MEDAN - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan signifikan pada 2024. Data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Sumut mencatat, hingga Agustus 2024, terdapat 5.853 kasus dengan angka kesakitan (IR) 38,7 per 100.000 penduduk dan angka kematian (CFR) 0,8 persen.
"Angka ini meningkat dibanding periode yang sama pada 2023, tercatat 3.031 kasus dengan CFR 0,5 persen," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumut Basarin Yunus Tanjung, Senin (17/9/2024).
Basarin menyebut beberapa wilayah di Sumut telah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat lonjakan kasus yaitu Kabupaten Nias Selatan, Mandailingnatal, Padanglawas dan Karo.
Kabupaten Karo menjadi wilayah dengan jumlah kasus kumulatif tertinggi yakni 923 kasus, disusul Kota Medan dengan 679 kasus, Deliserdang 591 kasus, Simalungun 421 kasus dan Langkat 325 kasus.
- Serap Aspirasi Pedagang, Rico Waas Kunjungi Pusat Pasar
- Kenali Risiko Menggunakan AI Art Generator, Inilah Mengapa Anda Harus Berhenti
- Hati-hati Penipuan! 5 Cara Memeriksa QR Code yang Aman Sebelum Scan
Basarin menghimbau seluruh Dinkes kabupaten dan kota meningkatkan pencegahan dengan menggerakkan masyarakat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) berkala seminggu sekali melalui kegiatan 3M+ dan mengaktifkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

Respon cepat bila terdeteksi tanda-tanda peningkatan kasus (koordinasi antar fasilitas pelayanan kesehatan). Mengefektifkan komunikasi dan sistem pelaporan dalam wilayah dan dengan Dinkes Sumut sesuai mekanisme (laporan W1, mingguan dan bulanan).
Meningkatkan surveilans kasus dan surveilans vektor. Meningkatkan intensitas dan peranan Pokjanal DBD di daerah dalam monitoring dan advokasi upaya pengendalian.
Tindakan yang telah dilakukan Dinkes Sumut adalah: mengirim surat edaran terkait imbauan untuk menerapkan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan. Mendistribusikan Rapid Diagnostic Test (RDT) DBD untuk diagnosa dini kasus, larvasida, insektisida ke kabupaten dan kota.
Melakukan bimbingan dalam analisis epidemiologis dan PE peningkatan kasus DBD ke kabupaten dan kota. Melakukan advokasi ke Pemda yang terindikasi peningkatan kasus.

Kegiatan yang telah dilakukan Dinkes kabupaten dan kota antara lain, mengirimkan surat edaran terkait himbauan untuk menerapkan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan ke Puskesmas.
Mendistribusikan RDT untuk diagnosa dini kasus, larvasida, insektisida ke Puskesmas dengan kasus tinggi. Melakukan analisis epidemiologis dan PE peningkatan kasus DBD di wilayahnya.
Langkah paling efektif dalam pencegahan DBD yang dapat dilakukan masyarakat dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tidak menjadi tempat bersarangnya Nyamuk Aedes Aegypti dengan melakukan gerakan PSN 3M plus.
"Tutup rapat dan kuras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali, gosok dinding penampungan air agar telur nyamuk yang menempel dapat sekalian dibasmi. Kubur atau daur ulang barang bekas. Plus, gunakan lotion anti nyamuk, obat nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar atau elektrik. Pasang kawat kasa, gunakan kelambu. Sebarkan bubuk larvasida di tempat penampungan air. Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk. Tanam tanaman penolak nyamuk seperti lavender, marigold dan serai wangi. Gotong royong bersihkan lingkungan," kata Basarin.
