Kabid P2P Dinas Kesehatan Kota Medan Pocut Fatimah Fitri dalam pertemuan TP2TB
Medan Insight

Tuberkulosis adalah Tanggung Jawab Bersama

  • "Cita-cita kita sangat jelas yaitu mengeliminasi TB di dunia, Indonesia dan Kota Medan. Langkah-langkah yang diambil terarah sesuai kebijakan pemerintah pusat dan daerah..."
Medan Insight
Fatimah Siregar

Fatimah Siregar

Author

MEDAN - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan Pocut Fatimah Fitri mengatakan, Pemerintah Kota Medan berkomitmen mengeliminasi Tuberkulosis (TB) sebagai bagian dari upaya global dan nasional.

"Cita-cita kita sangat jelas yaitu mengeliminasi TB di dunia, Indonesia dan Kota Medan. Langkah-langkah yang diambil terarah sesuai kebijakan pemerintah pusat dan daerah, termasuk Perpres, Kementerian Kesehatan, Kemendagri serta Kemenaker," ucapnya di pertemuan TP2TB dalam rangka rencana aksi daerah penanggulangan TB di Kota Medan, Kamis (12/12/2024).

Dia mengingatkan pentingnya keterlibatan seluruh sektor mengeliminasi TB dengan menekankan slogan "TB is everybody's business" harus diimplementasikan secara nyata. 

"Jika masih ada sektor yang merasa tidak terlibat, eliminasi TB akan sulit tercapai. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus berkontribusi dalam upaya ini," kata Pocut.

Dinas Kesehatan Kota Medan mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat. Menurut Pocut, meski anggaran terbatas, dukungan eksternal membantu mempercepat penanggulangan penyakit ini. Melalui tim percepatan penanggulangan TB yang telah terbentuk, seluruh kegiatan dilaksanakan dengan terstruktur dan terkoordinasi.

Upaya pemerintah pusat menangani TB terus berjalan dengan program utama yang menjadi prioritas dalam 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo. 

"Program utama yang harus diwujudkan termasuk pemeriksaan kesehatan gratis, penanggulangan TB dan pembangunan berkualitas di daerah," katanya.

Kota Medan memiliki potensi besar dalam mendukung upaya eliminasi TB yaitu SDM yang mumpuni, infrastruktur memadai serta sistem yang mendukung. 

"Kami yakin dengan dukungan masyarakat dan berbagai sektor, eliminasi TB di Medan akan terwujud," ujar Pocut.

Laporan terkini, diungkapnya tingkat prevalensi TB di Kota Medan mulai menunjukkan penurunan signifikan. Angka kematian pada 2023 turun menjadi 6 per 100.000 penduduk dan cakupan pengobatan kini mencapai 90 persen. Meski  begitu, penemuan kasus baru masih perlu ditingkatkan dan peran serta masyarakat dalam pencegahan sangat penting.

Medan juga telah memulai pengobatan TB yang resisten obat, yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di rumah sakit besar, kini sudah bisa dilaksanakan di Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya. 

"Kami berusaha mempermudah akses pengobatan bagi masyarakat agar pengobatan dapat dijalankan dengan baik," sebutnya.

Keberhasilan pengobatan TB masih menjadi tantangan besar, terutama dalam hal keterlibatan pasien dan dukungan pengobatan jangka panjang.

"Kami berusaha mengejar target pengobatan yang lebih baik, meskipun ini proses panjang," imbuhnya.

Pocut mengapresiasi peran serta sektor swasta dalam penanggulangan TB di Medan. Pada 2024, rumah sakit swasta berperan penting dalam penanganan TB dengan proporsi mencapai 61 persen. Namun, kualitas diagnosa dan pengobatan harus terus ditingkatkan.

Pemkot Medan sedang menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk percepatan penanggulangan TB yang dipantau secara berkala. 

"Kami berharap rencana ini dapat meningkatkan efisiensi penanggulangan TB di Medan. Melibatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta," kata Pocut.

Kepala Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Kota Medan Suluh Aulia Harahap menekankan pentingnya kolaborasi dalam menanggulangi TB di Medan. Dalam sambutannya, Suluh menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan dapat berperan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien TB selama masa pengobatan.

Pentingnya komunikasi dan perubahan perilaku khususnya melalui Kementerian Agama yang memfasilitasi edukasi di sekolah-sekolah dan lembaga keagamaan. 

“Komunikasi perubahan perilaku sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TB, hal ini bisa dilakukan di sekolah dan kampus,” ujarnya.

Suluh menyoroti peran Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempublikasikan informasi terkait TB. Meskipun informasi mengenai TB saat ini terbatas dan hanya diketahui tenaga kesehatan, perlu ada upaya untuk membuat masyarakat lebih sadar akan bahaya TB melalui penyebaran informasi yang lebih luas. 

"Komunikasi yang lebih efektif dan penggunaan media sosial bisa menjadi sarana edukasi yang tepat, terutama untuk kalangan anak muda," katanya.

Suluh menekankan pentingnya materi edukasi yang menarik dan mudah dipahami, mengusulkan penggunaan video yang menjelaskan gejala dan penanganan TB. 

“Konten edukasi yang menarik seperti video, sangat efektif menarik perhatian anak-anak muda yang aktif di media sosial,” imbuhnya.

Terkait dengan strategi penanggulangan TB, Suluh mengungkapkan, ada enam strategi utama yang harus diterapkan, termasuk optimalisasi upaya promosi, pencegahan dan pemberian pengobatan. Ia menyarankan masyarakat dan lembaga terkait lebih aktif memberi masukan dan kolaborasi dalam program eliminasi TB. 

“Kami terbuka untuk saran dan masukan dari berbagai lembaga agar bisa berkolaborasi dalam penanggulangan TB di Kota Medan,” kata Suluh.