<p>JAKARTA – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan adanya dugaan bahwa 212 merek beras terlibat dalam praktik pengoplosan dan pelanggaran standar mutu.</p><p>Setelah isu BBM oplosan, kini muncul kasus beras oplosan. Praktik ini bukan hanya merugikan konsumen dari sisi kualitas, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang ditaksir mencapai Rp99 triliun setiap tahunnya.</p><p>Temuan ini berasal dari hasil investigasi lapangan yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan Polri.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://balinesia.id/read/you-tube-makin-perketat-aturan-konten-jiplak-tak-dapat-cuan">YouTube Makin Perketat Aturan, Konten Jiplak Tak Dapat Cuan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://balinesia.id/read/kisah-nyata-cerita-pembeli-rumah-subsidi-cicilan-rp-1-jutaan-murah-tapi-bikin-stres">Kisah Nyata: Cerita Pembeli Rumah Subsidi Cicilan Rp1 Jutaan, Murah tapi Bikin Stres!</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://balinesia.id/read/6-rekomendasi-gerakan-yoga-untuk-pemula-bisa-dilakukan-di-rumah">6 Rekomendasi Gerakan Yoga untuk Pemula, Bisa Dilakukan di Rumah!</a></li></ul><p>Temuan ini didasarkan pada hasil pemeriksaan terhadap 268 merek beras yang dilakukan di 13 laboratorium yang berada di 10 provinsi berbeda.</p><p>Modus yang ditemukan terdiri dari pengemasan beras dengan volume yang tidak sesuai serta klaim kualitas palsu. Beberapa produk mencantumkan berat 5 kilogram, tapi isinya hanya sekitar 4,5 kilogram. Selain itu, sekitar 86% merek mengaku sebagai beras premium, meskipun kualitasnya tergolong biasa saja.</p><p>Praktik ini turut melibatkan pengemasan ulang beras subsidi dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Menurut Amran, 80% beras SPHP telah dicampur lalu dipasarkan kembali sebagai beras premium, yang kemudian memicu lonjakan harga.</p><p>Adapun, ia mengungkapkan upaya penegakan hukum harus fokus pada produsen berskala besar, bukan kepada pedagang kecil.</p><p>Menurutnya, pedagang eceran hanya menjual produk dari distributor dan tidak mengetahui adanya praktik pengoplosan. Oleh karena itu, data serta bukti terkait 212 merek beras bermasalah telah diserahkan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk proses hukum lebih lanjut.</p><p>Beras merupakan makanan pokok utama bagi masyarakat Indonesia serta banyak negara di Asia. Terdapat beragam jenis beras, seperti beras putih, merah, hitam, dan cokelat, yang masing-masing memiliki kandungan nutrisi serta manfaat yang berbeda-beda. Lantas, jika marak kasus beras oplosan, bagaimana cara membedakannya?</p><h2>Cara Membedakan Beras Asli dan Oplosan</h2><p>Dilansir dari berbagai sumber, berikut cara bedakan beras asli dan beras oplosan:</p><h3>1. Warna dan Kilau Butiran Tidak Seragam</h3><p>Beras yang asli umumnya memiliki warna alami yang relatif sama, tidak terlalu putih dan tidak terlalu mengilap.</p><p>Jika butiran beras tampak mencolok, kusam, atau mengilap seperti plastik, hal tersebut menunjukkan bahwa beras tersebut kemungkinan berasal dari campuran berbagai jenis atau kualitas, bahkan mungkin ada yang sudah rusak namun tetap disatukan. Sebaiknya waspada karena bisa jadi itu bukan beras asli.</p><h3>2. Ukuran Butiran Macam-macam</h3><p>Beras asli yang berkualitas biasanya memiliki ukuran dan bentuk butiran yang seragam. Nah, pada beras oplosan sering terlihat campuran antara bulir panjang dan pendek, atau antara yang besar dan kecil, yang mengindikasikan adanya gabungan dari berbagai jenis beras atau sisa beras yang sudah rusak.</p><h3>3. Aroma Beras Tidak Khas</h3><p>Beras asli biasanya mengeluarkan aroma alami yang khas, seperti wangi pandan atau bau segar dari padi. Sebaliknya, beras palsu atau oplosan cenderung memiliki bau apek, beraroma bahan kimia, atau bahkan tidak berbau sama sekali.&nbsp;Aroma tersebut bisa menjadi indikasi beras telah disimpan terlalu lama, tercemar bahan kimia, atau sudah mengalami kerusakan.</p><h3>4. Mengapung Saat Direndam Air</h3><p>Untuk menguji keaslian <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/beras">beras</a>, bisa dilakukan dengan merendamnya dalam air. Jika banyak butir beras yang mengapung, ada kemungkinan beras tidak murni. Pada beras asli, air hanya akan tampak sedikit keruh, sedangkan pada beras oplosan, air cenderung berubah menjadi lebih pekat.</p><h3>5. Terdapat Benda Asing Saat Dicuci</h3><p>Saat mencuci beras, coba perhatikan apakah muncul partikel asing yang mengapung di permukaan air seperti serpihan plastik, bubuk putih, atau kotoran lainnya. Adanya benda-benda ini bisa menjadi indikasi bahwa beras telah terkontaminasi atau mengandung bahan tambahan yang berisiko membahayakan kesehatan.</p><h3>6. Hasil Masakan Nasi Lembek</h3><p>Setelah dimasak, nasi dari beras oplosan umumnya tidak se-pulen atau se-tanak nasi dari beras berkualitas. Teksturnya bisa menjadi terlalu lembek, cepat basi, atau terlalu lengket. Kondisi ini terjadi karena pencampuran jenis beras yang tidak tepat atau karena kualitas pati di dalam beras tersebut sudah menurun.</p><h3>7. Harga Lebih Murah dari Pasaran</h3><p>Beras premium umumnya dibanderol dengan harga yang sesuai karena proses produksi dan kualitasnya yang tinggi. Jika ada beras yang dijual dengan harga jauh lebih murah, perlu dicurigai adanya campuran atau kemungkinan pemalsuan.</p><h3>8. Kemasan Tidak Rapi</h3><p>Saat membeli beras, periksalah dengan teliti kemasan beras, terutama jika dikemas dalam plastik. Pastikan terdapat izin edar, tanggal kedaluwarsa, dan bahwa kemasan dalam kondisi utuh tanpa sobekan.</p><h2>Jenis-jenis Beras Oplosan</h2><p>Terdapat beberapa junis beras oplosan yang kerap ditemukan di pasaran, di antaranya:</p><h3>1. Beras Blended</h3><p>Beras blended adalah hasil campuran dua atau lebih jenis beras yang berbeda, umumnya dilakukan untuk meningkatkan rasa, tekstur, atau tampilan nasi setelah dimasak. Misal, beras dengan harga rendah dicampur sedikit dengan beras premium agar terlihat lebih berkualitas.</p><p>Meski lebih halus dibanding jenis oplosan lainnya, tanpa transparansi dalam mencantumkan komposisinya, tetep saja praktik ini tetap dianggap menipu konsumen dan bisa menurunkan kualitas produk secara keseluruhan.</p><h3>2. Campuran Beras dengan Bahan Lain seperti Jagung</h3><p>Jenis ini merupakan salah satu bentuk beras oplosan yang sering ditemukan, terutama di wilayah tertentu. Beras dicampur dengan bahan pangan lain seperti jagung pipil kering, biasanya untuk menurunkan biaya produksi atau menyesuaikan dengan kebiasaan konsumsi setempat.</p><p>Meski tampak tak berbahaya, campuran seperti ini tetap perlu diawasi karena tidak semua konsumen siap menerima perubahan pada rasa, tekstur, atau nilai gizinya. Jika dilakukan tanpa keterangan yang jelas pada kemasan, praktik tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk penipuan terhadap konsumen.</p><h3>3. Beras Rusak yang Dikilapkan Ulang</h3><p>Beras yang telah rusak, baik akibat penyimpanan terlalu lama, pertumbuhan jamur, maupun kontaminasi mikroorganisme, kemudian diproses ulang untuk tampak seperti baru.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/bi-diprediksi-pangkas-suku-bunga-ini-sederet-peluang-finansial-bagi-generasi-muda">BI Diprediksi Pangkas Suku Bunga, Ini Sederet Peluang Finansial Bagi Generasi Muda</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/belum-dapat-bsu-kapan-subsidi-upah-batch-4-ini-cair">Belum Dapat BSU? Kapan Subsidi Upah Batch 4 Ini Cair</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/mengenal-bank-syariah-matahari-bprs-baru-milik-muhammadiyah">Mengenal Bank Syariah Matahari, BPRS Baru Milik Muhammadiyah</a></li></ul><p>Prosesnya bisa meliputi pemolesan ulang butiran beras agar terlihat lebih putih dan bersih, atau penambahan bahan kimia seperti pemutih dan pengawet.</p><p>Jenis beras ini sangat berbahaya untuk dikonsumsi dan dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.</p><blockquote><p>Tulisan ini telah tayang di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/read/hati-hati-begini-cara-membedakan-beras-asli-dan-oplosan">www.trenasia.id</a> oleh Distika Safara Setianda pada 15 Jul 2025&nbsp;</p></blockquote><blockquote><p>Tulisan ini telah tayang di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://balinesia.id/read/waspada-begini-cara-membedakan-beras-asli-dan-oplosan">balinesia.id</a> oleh Redaksi pada 16 Jul 2025 &nbsp;</p></blockquote>

JUSTINA.png

Ilustrasi beras asli (Foto: unsplash.com/@bamin)

Beras

Waspada! Begini Cara Membedakan Beras Asli dan Oplosan

Setelah BBM oplosan terbitlah beras oplosan. Modus beras oplosan tak hanya merugikan konsumen dari segi kualitas, tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai Rp99 triliun setiap tahun.

Kenali Perbedaannya, Ini Ciri-Ciri Beras Asli dan Beras Campuran