MEDAN &ndash; Kawasan Danau Toba punya banyak potensi wisata yang bisa menjadi destinasi wisatawan. Selain danau supervolcano, wisata budaya, panorama hingga jungle trekking. Salah satunya jungle trekking Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, di Kabupaten Simalungun.
Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah saat mengunjungi wisata alam ini menilai Aek Nauli memiliki potensi kunjungan wisatawan yang sangat besar. Dia menjajal jalur trekking sepanjang tiga kilometer hingga ke puncak panorama Aek Nauli. Jalur alami denganberbagai kontur itu memberikan pemandangan yang memanjakan mata. Mulai dari sungai, air terjun kecil, pepohonan yang lebat hingga puncak panatapan di ketinggian 1.310 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara Danau Toba berada di ketinggian 900 mdpl.
&ldquo;Pemandangannya seperti lukisan dari atas sini. Ayo datang ke mari, ke Aek Nauli. Danau Toba tidak hanya wisata danau saja, banyak tujuan wisatanya. Kita harapkan kunjungan semakin banyak, apalagi Kaldera Toba sudah menjadi salah satu geopark dunia oleh Unesco. Ini patut kita syukuri karena tidak mudah menjadi anggota Unesco Geopark,&rdquo; kata Musa yang datang bersama istrinya Sri Ayu Mihari, Sabtu (22/8/2020) KHDTK Aek Nauli diperuntukkan sebagai tempat riset, pengembangan dan wisata. Sejak 2017, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli menggagas wisata ilmiah yang menyajikan atraksi wisata edukasi. Kawasan ini memiliki pinus terbesar di dunia (pinus merkusii) dengan diameter 1,5 meter dan diperkirakan berusia 200 tahun.
Menurut Kepala Balai Litbang LHK Aek Nauli Pratiara Lamin, tingkat polusi di kawasan Aek Nauli sangat rendah sekali. Ia menjelaskan indikatornya antara lain vegetasi di kawasan itu banyak ditemui pacat hingga lumut.
Pratiara mengatakan pengunjung bisa datang dengan perseorangan maupun berkelompok. Jumlah kunjungan pada 2019 mencapai 60.000 orang lebih. Pihaknya pun menangkap segmen wisata minat khusus yakni perkemahan, trekking, konservasi gajah, edukasi flora fauna dan lainnya.
&ldquo;Artinya salah satu tujuan wisata ke depannya di Danau Toba tidak hanya wisata air atau budaya, tapi ada wisatawan yang tertarik untuk wisata minat khusus. Segmen itu yang kita tangkap. Jumlah pengunjung 60.000 per tahun, itu berarti minat khusus cukup baik,&rdquo; ungkap Pratiara.
Masa pandemi, pengunjung berkurang. Lokasi ini sempat ditutup beberapa saat dan awal Juni lalu dibuka kembali dengan tetap mengedepanan protokol kesehatan.
&ldquo;Tidak bisa lagi mengumpulkan orang atau berkerumun,&rdquo; kata Pratiara.
Salah seorang pengunjung yang juga aktor Sultan Djorghi mengaku kagum dengan keindahan Danau Toba, kawasan Aek Nauli dan taman wisata kera. Dia mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Sumut agar datang ke Danau Toba.
&ldquo;Di puncak panorama, kita bisa melihat keindahan Danau Toba yang luar biasa. Saya berharap seluruh masyarakat Indonesia, yuk kita bangkitkan lagi pariwisata Sumut karena luar biasa,&rdquo; kata Djorghi.

Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah di puncak Aek Nauli

Menjajal Jalur Trekking Aek Nauli

Salah seorang pengunjung yang juga aktor Sultan Djorghi mengaku kagum dengan keindahan Danau Toba, kawasan Aek Nauli dan taman wisata kera. Dia mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Sumut agar datang ke Danau Toba